Semua berawal dari bersin. Liam Andrews, remaja 17 tahun asal Stockton-on-Tees mengalami bersin hebat enam kali berturut-turut. Setelah itu, mendadak ia kejang.
Andrews sampai muntah dan berguling-guling. Akhirnya, Suzanne sang ibunda menelepon ambulans. Liam dilarikan ke rumah sakit.
“Awalnya dia mengeluh sakit kepala. Katanya baru bersin enam kali berturut-turut. Saya menyuruhnya minum Paracetamol, tapi dia memburuk,” ujar Suzanne.
Liam mennjerit-jerit kesakitan dan tak bisa menggunakan tangannya. Saat diberi air, Liam justru menyiramnya ke diri sendiri karena merasa tubuhnya sangat panas.
Dari ruang gawat darurat di University Hospital of North Tees, Liam diboyong lagi ke James Cook University Hospital di Middlesbrough. Di sana, ia harus menjalani operasi mengangkat penggumpalan darah di otak.
Setelah itu, empat hari lamanya Liam koma. Dan ternyata, ia menutup mata untuk selamanya. Liam dinyatakan meninggal karena pendarahan otak yang terjadi saat ia bersin.
“Aku merasa mati rasa. Terkejut, dan kosong,” ungkap Suzanne. Ia tak pernah membayangkan, bersin bisa merenggut nyawa anaknya yang begitu bugar dan sehat.
Sebelum dimakamkan, keluarga memutuskan mendonorkan jantung, hati, pancreas, dan ginjal Liam untuk membantuk menyelamatkan jiwa-jiwa lain.
Bahaya bersin
Meski terkesan sepele, bersin ternyata bisa berbahaya, hingga merenggut nyawa. Mengutip Daily Mail, bersin yang keras bisa menegangkan tubuh manusia.
Jika sudah ada kondisi buruk di tubuh, seperti penggumpalan darah atau patah tulang, bersin akan memicunya jadi lebih parah. Jika tak ada kondisi itu, bersin bisa menekan otak.
Meski langka, itu bisa terjadi, seperti dalam kasu Liam. Tahun 2009, ada pula kasus orang meninggal akibat bersin hebat, yang memicu pendarahan dan serangan jantung.
“Awalnya dia mengeluh sakit kepala. Katanya baru bersin enam kali berturut-turut. Saya menyuruhnya minum Paracetamol, tapi dia memburuk,” ujar Suzanne.
Liam mennjerit-jerit kesakitan dan tak bisa menggunakan tangannya. Saat diberi air, Liam justru menyiramnya ke diri sendiri karena merasa tubuhnya sangat panas.
Dari ruang gawat darurat di University Hospital of North Tees, Liam diboyong lagi ke James Cook University Hospital di Middlesbrough. Di sana, ia harus menjalani operasi mengangkat penggumpalan darah di otak.
Setelah itu, empat hari lamanya Liam koma. Dan ternyata, ia menutup mata untuk selamanya. Liam dinyatakan meninggal karena pendarahan otak yang terjadi saat ia bersin.
“Aku merasa mati rasa. Terkejut, dan kosong,” ungkap Suzanne. Ia tak pernah membayangkan, bersin bisa merenggut nyawa anaknya yang begitu bugar dan sehat.
Sebelum dimakamkan, keluarga memutuskan mendonorkan jantung, hati, pancreas, dan ginjal Liam untuk membantuk menyelamatkan jiwa-jiwa lain.
Bahaya bersin
Meski terkesan sepele, bersin ternyata bisa berbahaya, hingga merenggut nyawa. Mengutip Daily Mail, bersin yang keras bisa menegangkan tubuh manusia.
Jika sudah ada kondisi buruk di tubuh, seperti penggumpalan darah atau patah tulang, bersin akan memicunya jadi lebih parah. Jika tak ada kondisi itu, bersin bisa menekan otak.
Meski langka, itu bisa terjadi, seperti dalam kasu Liam. Tahun 2009, ada pula kasus orang meninggal akibat bersin hebat, yang memicu pendarahan dan serangan jantung.
0 komentar :
Posting Komentar